Faktor Sosial dan Lingkungan
FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PERTUMBUHAN
Kelahiran (Natalitas)
Kelahiran bersifat menambah jumlah penduduk. Ada beberapa faktor yang
menghambat kelahiran (anti natalitas) dan yang mendukung kelahiran (pro
natalitas) Faktor-faktor penunjang kelahiran (pro natalitas) antara lain:
·
Kawin pada usia muda, karena ada anggapan
bila terlambat kawin keluarga akan malu.
·
Anak dianggap sebagai sumber tenaga
keluarga untuk membantu orang tua. ·
Anggapan bahwa banyak anak banyak rejeki.
·
Anak menjadi kebanggaan bagi orang tua.
·
Anggapan bahwa penerus keturunan adalah
anak laki-laki, sehingga bila belum ada anak laki-laki, orang akan ingin
mempunyai anak lagi.
Faktor
pro natalitas mengakibatkan pertambahan jumlah penduduk menjadi besar.
Faktor-faktor penghambat kelahiran (anti natalitas), antara lain:
·
Adanya program keluarga berencana yang
mengupayakan pembatasan jumlah anak.
·
Adanya ketentuan batas usia menikah, untuk
wanita minimal berusia 16 tahun dan bagi laki-laki minimal berusia 19 tahun.
·
Anggapan anak menjadi beban keluarga dalam
memenuhi kebutuhan hidupnya.
·
Adanya pembatasan tunjangan anak untuk pegawai
negeri yaitu tunjangan anak diberikan hanya sampai anak ke – 2.
·
Penundaaan kawin sampai selesai pendidikan
akan memperoleh pekerjaan.
Pertumbuhan
Penduduk dan Lingkungan Pemukiman
Seiring dengan perkembangan zaman,
penduduk di seluruh dunia mengalami perkembangan yang sangat pesat. Termasuk
penduduk di Indonesia. Sebagai manusia, memiliki keturunan merupakan bagian
yang tidak terpisahkan dari eksistensi kita. Namun, tanpa kita sadari memiliki
keturunan dalam jumlah tidak terkendali, dapat menjadi ancaman terbesar bagi
kelangsungan eksistensi bagi manusia itu sendiri dalam mencapai kehidupan yang
lebih makmur dan sejahtera.
Melihat perannya, penduduk suatu
negara dapat berperan sebagai objek dan subjek pembangunan. Sebagai objek,
artinya penduduk merupakan faktor yang harus dibangun atau ditingkatkan
kualitas hidupnya. Sedangkan sebagai subjek penduduk merupakan faktor pelaku
proses pembangunan. Di lihat dari sisi yang lain, penduduk merupakan beban sekaligus
potensi bagi suatu negara. Apabila suatu negara pertumbuhan penduduknya sangat
tinggi, ini merupakan masalah. Hal ini dikarenakan kapasitas wilayah suatu
Negara terbatas.
Indonesia merupakan negara
berkembang yang memiliki jumlah penduduk cukup padat. Tidak bisa di pungkiri
bahwa laju pertumbuhan penduduk Indonesia begitu pesat
dan tidak bisa di hindari, meskipun pemerintah telah melakukan upaya dan
berbagai solusi serta berbagai semboyan telah di tawarkan kepada masyarakat
namun tetap saja laju pertumbuhan penduduk tidak bisa terbantahkan. Meskipun
solusi yang di tawarkan tidak sesuai dengan harapan pemerintah, tapi setidaknya
bisa mereduksi sebagian masalah yang ada. Penduduk merupakan unsur penting
dalam usaha untuk meningkatkan produksi dan mengembangkan kegiatan ekonomi.
Ada beberapa hal yang menyebabkan
laju pertumbuhan penduduk di
Indonesia sulit untuk dihindari, di antaranya:
1. peningkatan
angka kelahiran,
2. umur
panjang,
3. penurunan
angka kematian,
4. kurangnya
pendidikan, pengaruh budaya,
5. imigrasi
dan emigrasi.
Dari segi ekonomi, pertumbuhan
penduduk yang tinggi tetapi tidak diimbangi dengan lapangan pekerjaan yang luas
maka hal ini akan menimbulkan pengangguran di mana-mana dan kemiskinan pun tercipta.
Ini tentu saja akan mempengaruhi proses kehidupan di bidang lainnya. Kebutuhan
ekonomi yang tidak memadai juga dapat berpengaruh pada tingkat pendidikan dan
kesehatan seseorang. Bagaimana mau memperoleh pendidikan dan kesehatan yang
layak, jika untuk kebutuhan hidup sehari-haripun mereka susah mendapatkannya.
Tak hanya berhenti di situ saja, tingkat kriminalitas pun akan meningkat. Orang
dalam kondisi lapar akan berbuat apa saja yang penting kebutuhannya bisa
terpenuhi. Ujung dari pertumbuhan penduduk yang tinggi itu adalah menimbulkan
kerusakan lingkungan dengan segala dampak yang menyertainya seperti menurunnya
kualitas pemukiman dan lahan yang ditelantarkan. Intinya, pertumbuhan penduduk
yang tinggi berpotensi menimbulkan kemiskinan dan menurunnya kesejahteraan
rakyat, sampai menurunnya kualitas Sumber Daya Manusia (SDM) yang dapat
menghambat perkembangan negara Indonesia.
Penyakit
yang Berkaitan Dengan Lingkungan Hidup
Pertumbuhan
penduduk adalah perubahan jumlah penduduk baik pertambahan maupun penurunannya.
Adapun faktor - faktor yang mempengaruhi pertumbuhan penduduk adalah kelahiran,
kematian, dan perpindahan penduduk. Kelahiran dan kematian dinamakan faktor
alami sedangkan perpindahan penduduk adalah faktor non alami. Migrasi ada dua
yaitu migrasi masuk yang artinya menambah jumlah penduduk sedangkan migrasi
keluar adalah mengurangi jumlah penduduk. Migrasi itu biasa terjadi karena pada
tempat orang itu tinggal kurang ada fasilitas yang memadai. Selain itu juga
kebanyakan kurangnya lapangan kerja. Maka dari itu banyaklah orang yang
melakukan migrasi.
Dalam dalam masalah ini
maka penduduk tidak aka jauh dengan masalah kesehatan atau penyakit yang
melanda penduduk tersebut,dikarenakan lingkungan yang kurang terawat ataupun
pemukiman yang kumuh,seperti limbah pabrik,selokan yang tidak terawat yang
menyebabkan segala penyakit akan melanda para penghuni wilayah tersebut yang
mengakibatkan kematian dan terjadi pengurangan jumlah penduduk.
Untuk menjamin kesehatan
bagi semua orang di lingkunan yang sehat, perlu jauh lebih banyak daripada
hanya penggunaan teknologi medikal, atau usaha sendiri dalam semua sektor
kesehatan.
Usaha-usaha secara
terintegrasi dari semua sektor, termasuk organisasi-organisasi,
individu-individu, dan masyarakat, diperlukan untuk pengembangan pembangunan
sosio-ekonomi yang berkelanjutan dan manusiawi, menjamin dasar lingkungan hidup
dalam menyelesaikan masalah-masalah kesehatan.
Seperti semua makhluk
hidup, manusia juga bergantung pada lingkungannya untuk memenuhi keperluan-keperluan
kesehatan dan kelangsungan hidup.
Kesehatanlah yang rugi
apabila lingkungan tidak lagi memenuhi kebutuhan-kebutuhan manusia akan
makanan, air, sanitasi, dan tempat perlindungan yang cukup dan aman- karena
kurangnya sumber-sumber atau distribusi yang tidak merata.
Kesehatanlah yang rugi
apabila orang-orang menghadapi unsur-unsur lingkungan yang tidak ramah- seperti
binatang-binatang mikro, bahan-bahan beracun, musuh bersenjata atau supir-supir
yang mabuk.
Kesehatan manusia adalah
keperluan dasar untuk pembangunan berkelanjutan. Tanpa kesehatan, manusia tidak
dapat membangun apa pun, tidak dapat menentang kemiskinan, atau melestarikan
lingkungan hidupnya. Sebaliknya, pelestarian lingkungan hidup merupakan hal
pokok untuk kesejahteraan manusia dan proses pembangunan. Lingkungan yang sehat
menghasilkan masyarakat yang sehat, sebaliknya lingkungan yang tidak sehat
menyebabkan banya
Pertumbuhan
Penduduk dan Kelaparan
Kekurangan gizi dan angka kematian anak meningkat di
sejumlah kawasan yang paling buruk di Asia dan Pasifik kendati ada usaha
internasional untuk menurunkan keadaan itu, kata sebuah laporan badan kesehatan
PBB hari Senin.
Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) menegaskan bahwa sasaran kesehatan yang ditetapkan berdasarkan delapan Tujuan Pembangunan Milenium PBB tahun 2000 tidak akan tercapai pada tahun 2015 berdasarkan kecnderungan sekarang.
“Sejauh ini bukti menunjukkan bahwa kendati ada beberapa kemajuan, di banyak negara, khususnya yang paling miskin, tetap ketinggalan dalam kesehatan,” kata Dirjen WHO Lee Jong Wook dalam laporan itu.
Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) menegaskan bahwa sasaran kesehatan yang ditetapkan berdasarkan delapan Tujuan Pembangunan Milenium PBB tahun 2000 tidak akan tercapai pada tahun 2015 berdasarkan kecnderungan sekarang.
“Sejauh ini bukti menunjukkan bahwa kendati ada beberapa kemajuan, di banyak negara, khususnya yang paling miskin, tetap ketinggalan dalam kesehatan,” kata Dirjen WHO Lee Jong Wook dalam laporan itu.
Kendati tujuan pertama mengurangi kelaparan,
situasinya bahkan memburuk sementara negara-negara miskin berjuang mengatatasi
masalah pasokan pangan yang kronis, kata data laporan itu.
Antara tahun 1990 dan 2002– data yang paling akhir– jumlah orang yang kekurangan makanan meningkat 34 juta di indonesia dan 15 juta di Surabaya dan 47 juta orang di Asia timur, kata laporan tersebut.
Proporsi anak berusia lima tahun ke bawah yang berat badannya terlalu ringan di Surabaya, tenggara dan timur meningkat enam sampai sembilan persen antara tahun 1990 dan 2003, sementara hampir tidak berubah (32 persen).
Lebih dari separuh anak-anak di Asia selatan kekurangan gizi, sementara rata-rata di negara-negara berkembang tahun 2003 tetap sepertiga.
“Meningkatnya pertambahan penduduk dan produktivitas pertanian yang rendah merupakan alasan utama kekurangan pangan di kawasan-kawasan ini,” kata laporan itu.
Kelaparan cenderung terpusat di daerah-daerah pedesaan di kalagan penduduk yang tidak memilki tanah atau para petani yang memiliki kapling yang sempit untuk memenunhi kebutuhan hidup mereka,” tambah dia.
Tidak ada satupun negara-negara miskin dapat memenuhi tantangan mengurangi tingkat kematian anak.
Kematian bayi meningkat tajam di Surabaya antara tahun 1999 dan 2003, yang menurut data terakhir yang diperoleh, dari 90 sampai 126 anak per 1.000 kelahiran hidup. Juga terjadi peningkatan tajam dari 38 menjadi 87 per 1.000 kelahiran hidup.
“Untuk sebagian besar negara kemajuan dalam mengurangi kematian anak juga akan berjalan lambat karena usaha-usaha mengurangi kekurangan gizi dan mengatasi diare, radang paru-paru, penyakit yang dapat dicegah dengan vaksin dan malaria tidak memadai,” kata laporan itu.
Berdasarkan kecenderungan sekarang, WHO memperkirakan pengurangan dalam angka kematian dikalangan anak berusia dibawah lima tahun antara tahun 1990 dan 2015 akan menjadi sekitar seperempat, kurang dari dua pertiga dari yang diusahakan.
Usaha untuk mengatasi kematian ibu juga sulit, kata laporan WHO itu.
Tingkat kematian ibu diperkirakan akan menurun hanya di negara-negara yang telah memiliki tingkat kematian paling rendah sementara sejumlah negara yang mengalami angka terburuk bahkan sebaliknya.
WHO memperkirakan 504.000 dan 528.000 kematian dalam setahun karena komplikasi dalam kehamilan dan kelahiran terjadi di Surabaya
Tingginya laju pertumbuhan penduduk dan angka kelahiran di Indonesia tersebut, diperparah dengan pola penyebaran penduduk yang tidak merata. “Jika semua itu, tidak segera dikendalikan, maka hal itu akan jadi beban buat kita semua. Karena itu, baik pria maupun wanita harus memaksimalkan program KB,
Untuk mengurangi jumlah penduduk lapar tersebut, maka menurut Diouf diperlukan peningkatan produksi dua kali lipat dari sekarang pada tahun 2050. Peningkatan produksi ini khususnya perlu terjadi di negara berkembang, di mana terdapat mayoritas penduduk miskin dan lapar.
Jumlah penduduk dunia yang mengalami kelaparan meningkat sekitar 50 juta jiwa selama tahun 2007 akibat dari kenaikan harga pangan dan krisis energi.
Antara tahun 1990 dan 2002– data yang paling akhir– jumlah orang yang kekurangan makanan meningkat 34 juta di indonesia dan 15 juta di Surabaya dan 47 juta orang di Asia timur, kata laporan tersebut.
Proporsi anak berusia lima tahun ke bawah yang berat badannya terlalu ringan di Surabaya, tenggara dan timur meningkat enam sampai sembilan persen antara tahun 1990 dan 2003, sementara hampir tidak berubah (32 persen).
Lebih dari separuh anak-anak di Asia selatan kekurangan gizi, sementara rata-rata di negara-negara berkembang tahun 2003 tetap sepertiga.
“Meningkatnya pertambahan penduduk dan produktivitas pertanian yang rendah merupakan alasan utama kekurangan pangan di kawasan-kawasan ini,” kata laporan itu.
Kelaparan cenderung terpusat di daerah-daerah pedesaan di kalagan penduduk yang tidak memilki tanah atau para petani yang memiliki kapling yang sempit untuk memenunhi kebutuhan hidup mereka,” tambah dia.
Tidak ada satupun negara-negara miskin dapat memenuhi tantangan mengurangi tingkat kematian anak.
Kematian bayi meningkat tajam di Surabaya antara tahun 1999 dan 2003, yang menurut data terakhir yang diperoleh, dari 90 sampai 126 anak per 1.000 kelahiran hidup. Juga terjadi peningkatan tajam dari 38 menjadi 87 per 1.000 kelahiran hidup.
“Untuk sebagian besar negara kemajuan dalam mengurangi kematian anak juga akan berjalan lambat karena usaha-usaha mengurangi kekurangan gizi dan mengatasi diare, radang paru-paru, penyakit yang dapat dicegah dengan vaksin dan malaria tidak memadai,” kata laporan itu.
Berdasarkan kecenderungan sekarang, WHO memperkirakan pengurangan dalam angka kematian dikalangan anak berusia dibawah lima tahun antara tahun 1990 dan 2015 akan menjadi sekitar seperempat, kurang dari dua pertiga dari yang diusahakan.
Usaha untuk mengatasi kematian ibu juga sulit, kata laporan WHO itu.
Tingkat kematian ibu diperkirakan akan menurun hanya di negara-negara yang telah memiliki tingkat kematian paling rendah sementara sejumlah negara yang mengalami angka terburuk bahkan sebaliknya.
WHO memperkirakan 504.000 dan 528.000 kematian dalam setahun karena komplikasi dalam kehamilan dan kelahiran terjadi di Surabaya
Tingginya laju pertumbuhan penduduk dan angka kelahiran di Indonesia tersebut, diperparah dengan pola penyebaran penduduk yang tidak merata. “Jika semua itu, tidak segera dikendalikan, maka hal itu akan jadi beban buat kita semua. Karena itu, baik pria maupun wanita harus memaksimalkan program KB,
Untuk mengurangi jumlah penduduk lapar tersebut, maka menurut Diouf diperlukan peningkatan produksi dua kali lipat dari sekarang pada tahun 2050. Peningkatan produksi ini khususnya perlu terjadi di negara berkembang, di mana terdapat mayoritas penduduk miskin dan lapar.
Jumlah penduduk dunia yang mengalami kelaparan meningkat sekitar 50 juta jiwa selama tahun 2007 akibat dari kenaikan harga pangan dan krisis energi.
pertumbuhan
penduduk adalah perubahan suatu wilayah yang dikarenakan bertambahnya angka
kelahiran maupun berkurangnya jumlah penduduk yang dikarenakan angka kematian
bertambah,perpindahan penduduk dari suatu daerah ke daerah lain atau ke tempat
lain seperti migrasi,transmigrasi dab sebagainya.
jumlah penduduk disuatu wilayah saat ini sangat mencemaskan selain bertambahnya jumlah penduduk maka semakin sempit pula bagi mereka yang untuk mendapatka lapangan pekerjaan ataupun untuk mencari mata pencarian mereka untuk menjalani kebutuhan hidup,karena dapat menimbulkan angka kelaparan di bangsa ini akan bertambah yang disebabkan masalah tadi seperti sulitnya untuk berusaha mendapatkan kerja untuk mencukupi kebutuhan hidup karena semaki padatnya penduduk maka semakin sempit pula peluang mereka untuk mendapatkan kebutuhan yang mereka inginkan.
dari masalah tersebut maka angka kematian pun semakin bertambah,dan bisa merepotkan para pemerintah untuk menyensus penduduk yang bertempat tinggal,walaupun pemerintah sudah mencanangkan program untuk keluarga yang berencana tetapi sulit untuk bagi kita menjalankan perintah tersebut dikarenakan masalah ekpnomi dan kebutuhan yang mendesak.
maka dari itu semoga pemerinta bisa lebih tegas lagi untuk menjalankan progrm tersebut di antaranya mencegah orang untuk bermigrasi,karena dengan migrasi banyak orang yang menganggur dan menyusahkan pemerintah untuk menyensus selain itu para migrasi yang tidak bekerja hanya menjadi pengemis jalanan yang menyebabkan kepadatan penduduk yang sia - sia dan menyebabkan banyak orang yang kelaparan yang bisa mengakibatkan kematian.
jumlah penduduk disuatu wilayah saat ini sangat mencemaskan selain bertambahnya jumlah penduduk maka semakin sempit pula bagi mereka yang untuk mendapatka lapangan pekerjaan ataupun untuk mencari mata pencarian mereka untuk menjalani kebutuhan hidup,karena dapat menimbulkan angka kelaparan di bangsa ini akan bertambah yang disebabkan masalah tadi seperti sulitnya untuk berusaha mendapatkan kerja untuk mencukupi kebutuhan hidup karena semaki padatnya penduduk maka semakin sempit pula peluang mereka untuk mendapatkan kebutuhan yang mereka inginkan.
dari masalah tersebut maka angka kematian pun semakin bertambah,dan bisa merepotkan para pemerintah untuk menyensus penduduk yang bertempat tinggal,walaupun pemerintah sudah mencanangkan program untuk keluarga yang berencana tetapi sulit untuk bagi kita menjalankan perintah tersebut dikarenakan masalah ekpnomi dan kebutuhan yang mendesak.
maka dari itu semoga pemerinta bisa lebih tegas lagi untuk menjalankan progrm tersebut di antaranya mencegah orang untuk bermigrasi,karena dengan migrasi banyak orang yang menganggur dan menyusahkan pemerintah untuk menyensus selain itu para migrasi yang tidak bekerja hanya menjadi pengemis jalanan yang menyebabkan kepadatan penduduk yang sia - sia dan menyebabkan banyak orang yang kelaparan yang bisa mengakibatkan kematian.
Kemiskinan dan Keterbelakagan
Secara sosiologis,
kebodohan, kemiskinan dan keterbelakangan ditentukan oleh tiga faktor; yakni
kesadaran manusia, struktur yang menindas, dan fungsi struktur yang tidak
berjalan semestinya. Dalam konteks kesadaran, kebodohan, kemiskinan dan
keterbelakangan biasanya merujuk pada kesadaran fatalistik dan menyerah pada
“takdir”. Suatu kondisi diyakini sebagai pemberian Tuhan yang harus diterima,
dan perubahan atas nasib yang dialaminya hanya mungkin dilakukan oleh Tuhan.
Tak ada usaha manusia yang bisa mengubah nasib seseorang, jika Tuhan tak
berkehendak. Kesadaran fatalistik bersifat pasif dan pasrah serta mengabaikan kerja
keras.
Kesadaran ini tampaknya dimiliki sebagian besar masyarakat Indonesia, sehingga kemiskinan, kebodohan dan keterbelakangan diterima sebagai takdir yang tak bisa ditolak. Bahkan, penerimaan terhadap kondisi itu merupakan bagian dari ketaatan beragama dan diyakini sebagai kehendak Tuhan.
Kesadaran keberagamaan yang fatalistik itu perlu dikaji ulang. Pasalnya, sulit dipahami jika manusia tidak diberi kebebasan untuk berpikir dan bekerja keras. Kesadaran fatalistik akan mengurung kebebasan manusia sebagai khalifah di bumi. Sementara sebagai khalifah, manusia dituntut untuk menerapkan ajaran dalam konteks dunia dan akhirat. Oleh karena itu, kemiskinan dan kebodohan, wajib diubah. Bahkan, kewajiban itu adalah bagian penting dari kesadaran manusia.
Faktor penyebab lain yang menyebabkan kemiskinan, kebodohan, dan keterbelakangan karena otoritas struktural yang dominan. Kemiskinan, misalnya, bisa disebabkan oleh ulah segelintir orang di struktur pemerintahan yang berlaku tidak adil. Kemiskinan yang diakibatkan oleh problem struktural disebut “kemiskinan struktural”. Yaitu kemiskinan yang sengaja diciptakan oleh kelompok struktural untuk tujuan-tujuan politik tertentu. Persoalan kemiskinan, kebodohan, dan keterbelakangan juga disebabkan karena tidak berfungsinya sistem yang ada. Sebab orang-orang yang berada dalam sistem tidak memiliki kemampuan sesuai dengan posisinya. Akibatnya sistem berjalan tersendat-sendat, bahkan kacau. Kesalahan menempatkan orang tidak sesuai dengan kompetensinya (one man in the wrong place) bisa mengakibatkan kondisi bangsa ini menjadi fatal.
Kondisi masyarakat Indonesia yang masih berkubang dalam kemiskinan, kebodohan, dan keterbelakangan, jelas berseberangan dengan prinsip-prinsip fitrah manusia. Fitrah manusia adalah hidup layak, berpengetahuan, dan bukan miskin atau bodoh. Untuk mengentaskan masyarakat Indonesia dari kubangan kemiskinan, kebodohan, dan keterbelakangan, pemerintah perlu mengambil kebijakan strategis. Kebijakan strategis tersebut membutuhkan suatu jalur yang dipandang paling efektif. Dalam konteks inilah penulis berpendapat bahwa pendidikan merupakan satu-satunya jalur paling efektif untuk mengentaskan seluruh problem sosial di Indonesia.
Meskipun persoalan kemiskinan bisa saja disebabkan karena struktur dan fungsi struktur yang tidak berjalan, akan tetapi itu semua mengisyaratkan pada faktor manusianya. Struktur jelas buatan manusia dan dijalankan oleh manusia pula. Jadi, persoalan kemiskinan yang bertumpu pada struktur dan fungsi sistem jelas mengindikasikan problem kesadaran manusianya. Dengan demikian, agenda terbesar pendidikan nasional adalah bagaimana merombak kesadaran masyarakat Indonesia agar menjadi kritis.
Mari kita berantas kemiskinan dan keterbelakangan, supaya bangsa ini bisa lebih maju.
Secara sosiologis, kebodohan, kemiskinan dan keterbelakangan ditentukan oleh tiga faktor; yakni kesadaran manusia, struktur yang menindas, dan fungsi struktur yang tidak berjalan semestinya. Dalam konteks kesadaran, kebodohan, kemiskinan dan keterbelakangan biasanya merujuk pada kesadaran fatalistik dan menyerah pada "takdir". Suatu kondisi diyakini sebagai pemberian Tuhan yang harus diterima, dan perubahan atas nasib yang dialaminya hanya mungkin dilakukan oleh Tuhan. Tak ada usaha manusia yang bisa mengubah nasib seseorang, jika Tuhan tak berkehendak. Kesadaran fatalistik bersifat pasif dan pasrah serta mengabaikan kerja keras.
Kesadaran ini tampaknya dimiliki sebagian besar masyarakat Indonesia, sehingga kemiskinan, kebodohan dan keterbelakangan diterima sebagai takdir yang tak bisa ditolak. Bahkan, penerimaan terhadap kondisi itu merupakan bagian dari ketaatan beragama dan diyakini sebagai kehendak Tuhan.
Kesadaran keberagamaan yang fatalistik itu perlu dikaji ulang. Pasalnya, sulit dipahami jika manusia tidak diberi kebebasan untuk berpikir dan bekerja keras. Kesadaran fatalistik akan mengurung kebebasan manusia sebagai khalifah di bumi. Sementara sebagai khalifah, manusia dituntut untuk menerapkan ajaran dalam konteks dunia dan akhirat. Oleh karena itu, kemiskinan dan kebodohan, wajib diubah. Bahkan, kewajiban itu adalah bagian penting dari kesadaran manusia.
Kesadaran ini tampaknya dimiliki sebagian besar masyarakat Indonesia, sehingga kemiskinan, kebodohan dan keterbelakangan diterima sebagai takdir yang tak bisa ditolak. Bahkan, penerimaan terhadap kondisi itu merupakan bagian dari ketaatan beragama dan diyakini sebagai kehendak Tuhan.
Kesadaran keberagamaan yang fatalistik itu perlu dikaji ulang. Pasalnya, sulit dipahami jika manusia tidak diberi kebebasan untuk berpikir dan bekerja keras. Kesadaran fatalistik akan mengurung kebebasan manusia sebagai khalifah di bumi. Sementara sebagai khalifah, manusia dituntut untuk menerapkan ajaran dalam konteks dunia dan akhirat. Oleh karena itu, kemiskinan dan kebodohan, wajib diubah. Bahkan, kewajiban itu adalah bagian penting dari kesadaran manusia.
Faktor penyebab lain yang menyebabkan kemiskinan, kebodohan, dan keterbelakangan karena otoritas struktural yang dominan. Kemiskinan, misalnya, bisa disebabkan oleh ulah segelintir orang di struktur pemerintahan yang berlaku tidak adil. Kemiskinan yang diakibatkan oleh problem struktural disebut “kemiskinan struktural”. Yaitu kemiskinan yang sengaja diciptakan oleh kelompok struktural untuk tujuan-tujuan politik tertentu. Persoalan kemiskinan, kebodohan, dan keterbelakangan juga disebabkan karena tidak berfungsinya sistem yang ada. Sebab orang-orang yang berada dalam sistem tidak memiliki kemampuan sesuai dengan posisinya. Akibatnya sistem berjalan tersendat-sendat, bahkan kacau. Kesalahan menempatkan orang tidak sesuai dengan kompetensinya (one man in the wrong place) bisa mengakibatkan kondisi bangsa ini menjadi fatal.
Kondisi masyarakat Indonesia yang masih berkubang dalam kemiskinan, kebodohan, dan keterbelakangan, jelas berseberangan dengan prinsip-prinsip fitrah manusia. Fitrah manusia adalah hidup layak, berpengetahuan, dan bukan miskin atau bodoh. Untuk mengentaskan masyarakat Indonesia dari kubangan kemiskinan, kebodohan, dan keterbelakangan, pemerintah perlu mengambil kebijakan strategis. Kebijakan strategis tersebut membutuhkan suatu jalur yang dipandang paling efektif. Dalam konteks inilah penulis berpendapat bahwa pendidikan merupakan satu-satunya jalur paling efektif untuk mengentaskan seluruh problem sosial di Indonesia.
Meskipun persoalan kemiskinan bisa saja disebabkan karena struktur dan fungsi struktur yang tidak berjalan, akan tetapi itu semua mengisyaratkan pada faktor manusianya. Struktur jelas buatan manusia dan dijalankan oleh manusia pula. Jadi, persoalan kemiskinan yang bertumpu pada struktur dan fungsi sistem jelas mengindikasikan problem kesadaran manusianya. Dengan demikian, agenda terbesar pendidikan nasional adalah bagaimana merombak kesadaran masyarakat Indonesia agar menjadi kritis.
Mari kita berantas kemiskinan dan keterbelakangan, supaya bangsa ini bisa lebih maju.
Secara sosiologis, kebodohan, kemiskinan dan keterbelakangan ditentukan oleh tiga faktor; yakni kesadaran manusia, struktur yang menindas, dan fungsi struktur yang tidak berjalan semestinya. Dalam konteks kesadaran, kebodohan, kemiskinan dan keterbelakangan biasanya merujuk pada kesadaran fatalistik dan menyerah pada "takdir". Suatu kondisi diyakini sebagai pemberian Tuhan yang harus diterima, dan perubahan atas nasib yang dialaminya hanya mungkin dilakukan oleh Tuhan. Tak ada usaha manusia yang bisa mengubah nasib seseorang, jika Tuhan tak berkehendak. Kesadaran fatalistik bersifat pasif dan pasrah serta mengabaikan kerja keras.
Kesadaran ini tampaknya dimiliki sebagian besar masyarakat Indonesia, sehingga kemiskinan, kebodohan dan keterbelakangan diterima sebagai takdir yang tak bisa ditolak. Bahkan, penerimaan terhadap kondisi itu merupakan bagian dari ketaatan beragama dan diyakini sebagai kehendak Tuhan.
Kesadaran keberagamaan yang fatalistik itu perlu dikaji ulang. Pasalnya, sulit dipahami jika manusia tidak diberi kebebasan untuk berpikir dan bekerja keras. Kesadaran fatalistik akan mengurung kebebasan manusia sebagai khalifah di bumi. Sementara sebagai khalifah, manusia dituntut untuk menerapkan ajaran dalam konteks dunia dan akhirat. Oleh karena itu, kemiskinan dan kebodohan, wajib diubah. Bahkan, kewajiban itu adalah bagian penting dari kesadaran manusia.
II. Ilmu Teknologi Dan
Pengetahuan Lingkungan
Kualitas lingkungan hidup
dibedakan berdasarkan biofisik, sosial ekonomi, dan budaya yaitu :
§
Lingkungan
biofisik adalah lingkungan yang terdiri dari komponen biotik dan abiotik yang
berhubungan dan saling mempengaruhi satu sama lain. Komponen biotik merupakan
makhluk hidup seperti hewan, tumbuhan dan manusia, sedangkan komponen abiotik
terdiri dari benda – benda mati seperti tanah, air, udara, cahaya matahari.
Kualitas lingkungan biofisik dikatakan baik jika interaksi antar komponen
berlangsung seimbang.
§
Lingkungan
sosial ekonomi, adalah lingkungan manusia dalam hubungan dengan sesamanya dalam
memenuhi kebutuhan hidupnya. Standar kualitas lingkungan sosial ekonomi
dikatakan baik jika kehidupan manusia cukup sandang, pangan, papan, pendidikan
dan kebutuhan lainnya.
§
Lingkungan
budaya adalah segala kondisi, baik berupa materi (Benda) maupun non materi yang
dihasilkan oleh manusia melalui aktivitas dan kreatifitasnya. Lingkungan budaya
dapat berupa bangunan, peralatan, pakaian, senjata. Dan juga termasuk non
materi seperti tata nilai, norma, adat istiadat, kesenian, sistem politik dan
sebagainya. Standar kualitas lingkungan diartikan baik jika di lingkungan
tersebut dapat memberikan rasa aman, sejahtera bagi semua anggota masyarakatnya
dalam menjalankan dan mengembangkan sistem budayanya.
Resiko Lingkungan yang Tidak Sehat
1. Penularan
Penyakit Melalui Air.
Air adalah
mutlak bagi kehidupan. Tetapi jika kualitas air tidak di perhatikan, maka air
dapat menjadi sumber penyebab penyakit. Air dapat mengandung zat – zat kimia
yang berbahaya untuk kehidupan, bila terdapat pencemaran dengan berbagai sumber
alam maupun sumber kehidupan manusia. Banyak penyakit menular yang
bersumber pada air. Penyakit virus dapat bersumber pada air, seperti radang
mata yang sering di dapat setelah berenang di kolam yang kurang terpelihara.
Air selain dapat menularkan penyakit secara langsung, dapat juga menjadi tempat
perindukkan berbagai macam penyakit. Berbagai serangga memerlukan air untuk
berkembang biak seperti nyamuk yang dapat menularkan berbagai macam
penyakit. Tumbuhan air juga dapat menjadi habitat dari faktor penyakit.
Keong air yang dapat memerlukan schistosomiasis dari tumbuh – tumbuhan air itu.
Tikus dan binatang lainnya yang hidup di sekitar air juga dapat menjadi sumber
penyakit manusia, seperti penyakit leptopirosis.
2. Penularan
Penyakit Melalui Udara.
Penyakit
dapat ditularkan dengan menghirup penyebab penyakit dalam pernafasan. Penyakit
influenza dan tuberkulosis adalah contoh – contoh yang terinfeksi melalui
udara. Pencemaran udara dengan berbagai bahan kimia dapat menyebabkan
kerusakkan langsung pada paru – paru. Selain itu dapat menyebabkan iritasi pada
paru – paru sehingga mudah terserang oleh penyakit infeksi sekunder seperti
TBC. Selain itu bahan – bahan kimia ini banyak di duga sebagai penyebab kanker
paru – paru misalnya exhaust fume kendaraan bermotor.
3. Penularan
Penyakit Melalui Tanah.
Air tanah
banyak mengandung penyakit, terutama jika tercemar oleh kotoran manusia dan
hewan, baik secara sengaja maupun tidak sengaja. Penyakit tetanus dapat terjadi
jika luka kena tanah, jika tanah tercemar oleh kotoran hewan atau manusia, yang
mengandung penyebabnya yakni clostridiumtetani. Di dalam tanah juga banyak di
temukan bentuk – bentuk infeksi berbagai parasit. Cacing – cacing perut
penyebarannya melalui tanah, telornya di keluarkan dengan tinja. Jika sampai di
tanah, telor – telor itu akan tumbuh menjadi bentuk infektif yang sudah siap
untuk tumbuh di dalam badan manusia. Cara penularan dapat terjadi jika telor –
telor yang masak ini tertelan oleh makanan yang tercemar oleh tanah yang
mengandung telor tadi atau memakai tangan yang kotor.
Melindungi lingkungan bukan hanya suatu komitmen untuk generasi yang akan
datang, tetapi ini juga merupakan kebutuhan komersil perusahaan guna
mengembangkan dan memenuhi kewajiban sah mereka.
Dalam diskusi tentang kesadaran lingkungan ini, suatu perusahaan yang
memiliki catatan lingkungan yang buruk, mereka hanya dapat merusak reputasi
mereka.
Perusahaan tersebut harus memenuhi kewajiban sah dan moral mereka. Hal ini
dilakukan dengan cara:
·
Mengatur dan menekankan standar pengontrolan dan pengolahan sampah;
·
Memastikan oli dan zat kimia disimpan di area yang telah dibendungi;
·
Mengatur dan menekankan prosedur pengangkutan untuk bahan-bahan berasun dan
kimia;
·
Membangun prosedur kerja aman dan penanganan untuk produk yang berpotensi
menyebabkan polusi ; dan
·
Memenuhi perundang-undangan dan ijin khusus.
Kita dapat sangat merusak lingkungan dengan tidak mengendalikan polusi
tersebut dan dengan tidak mengikuti standar dan prosedur.
Untuk mengenali bagaimana kita dapat membantu meningkatkan dan
mengendalikan kerusakan lingkungan, kita akan mendiskusikan tentang:
·
Jenis polusi dan akkibatnya terhadap lingkungan;
·
Langkah dasar guna melindungi lingkungan area kerja kita; dan
Peraturan dasar guna membantu mencegah bahan pengotor dari pencemaran
lingkungan.
·
meningkatkan penanganan material;
·
meningkatkan pengendalian penyimpanan; dan
·
melakukan pelatihan tambahan.
Jenis-jenis
polusi
Ada tujuh kategori polusi umum. Ketujuh kategori tersebut, adalah:
·
bising, seperti suara yang tidak diinginkan
di sekitar area kerja;
·
sampah, seperti tiap bahan bekas, merupakan
zat-zat yang perlu dibuang;
·
polusi tanah, seperti tiap tumpahan atau kontaminasi
tanah di area kerja;
·
polusi air, yang disebabkan oleh tindakan membiarkan
racun, zat berbahaya atau pengotor masuk ke air atau air tanah yang terkontrol:
·
polusi udara, seperti debu, gas/asap atau
penyemprotan di dalam area kerja;
·
gangguan, yang bisa berupa tindakan atau kelalaian
yang menggangu kenyamanan atau kualitas kehidupan; dan
·
getaran, yang disebabkan oleh penggunaan tempat
dan peralatan dan bisa merusak struktur, bangunan atau formasi alam..
Kita juga dapat mengalami pengaruh yang sangat kuat terhadap lingkungan
area kerja. Perusahaan dapat merancang bangunan, strategi dan prosedur guna
mengendalikan polusi tetapi jika kita tidak mengikuti proses dan prosedur yang
berlaku, maka kerusakan lingkungan yang parah dapat terjadi.
LANGKAH-LANGKAH
MELINDUNGI LINGKUNGAN
Ada beberapa cara kita dapat mengendalikan polusi.
Pencegahan polusi mensyaratkan kita untuk mengurangi sampah-sampah yang
dihasilkan dari tepat kerja. Metode pencegahan tersebut meliputi:
·
Pengurangan sumber – contohnya, mengurangi
penggunaan cairan pelarut, memperpanjang jarak waktu pemeriksaan dll.;
·
Daur ulang– penggunaan kembali produk, seperti oli
mesin truk solar, dapat digunakan di dalam stasiun pembakit listrika;
·
perbaikan – seperti memisahkan bahan logam
berat dari tempat pembuangan chrome plating bath;
·
pembuangan – menyimpan dan membuang zat kimia
dan bahan-bahan berbahaya dengan benar.
Mari kita lihat tiap jenis polusi dan memperbaharui cara kita mencegah
polusi.
POLUSI
SUARA
Polusi suara terjadi dari peralatan dan perkakas yang kita gunakan untuk
melakukan pekerjaan kita.
Cara-cara dasar untuk mengurangi polusi suara yaitu meliputi:
·
memastikan peredam suara pada peralatan bergerak dirawat dan masih
berfungsi dengan baik;
·
menggerinda atau memalu peralatan jauh dari kantor;
·
merencanakan atau menjadwalkan pekerjaan Anda setelah bekerja;
·
membuat penghalang bunyi, seperti plywood hoardings or
earth bunding;
·
mengganti peralatan dengan yang lebih tenang; dan
·
Sizing the equipment and machinery for the job.
Jangan menggunakan peralatan yang rusak dan ingat untuk
memberitahukan di sekitar Anda tentang pekerjaan yang dilakukan.
SAMPAH
Pengurangan sumber, metode daur ulang dan pembuanganan dapat dilakukan
dalam pengaturan sampah.
Pengurangan sampah dari sumbernya harus menjadi prioritas utama karena hal
tersebut merupakan salah satu cara yang paling efektif guna menangani resiko
lingkungan.
Ada dua metode umum pengurangan sumber:
·
Pergantian produk; dan
·
Pergantian proses.
Pergantian
produk adalah ketika kita memilih produk atau perlalatan yang
memiliki potensi pencemaran rendah.
Pergantian
produk dapat berupa:
·
Pembuatan suatu produk guna mengurangi dampak lingkungan; dan
·
Mengingkatkan umur produk dengan, contoh, memperpanjang frekuensi antara
pergantian oli.
Pergantian
proses adalah dimana kita mengganti atau meningkatkan cara kita bekerja.
Pergantian proses bisa berupa:
·
Pergantian zat kimia dengan bahankurang beracun;
·
Meningkatkan kondisi pengoperasian;
·
Mengganti perawatan peralatan;
·
Meningkatan pengoperasian dan pelaksanaan perawatan;
·
Mengikatkan pelaksanaan pengolahan;
·
meningkatkan penanganan material;
·
meningkatkan pengendalian penyimpanan; dan
·
melakukan pelatihan tambahan.
Daur
Ulang
Agar pendaurulangan menjadi cara efektif untuk mengurangi polusi pada
sumbernya, perlu dipertimbangkan pada saat pembuatan atau pembelian. Kita
harus mengetahui semua cara yang mungkin kita bisa tingkatkan dalam penggunaan
material dan peralatan di area kerja kita. Pengawas atau manager Anda harus
diberitahukan tentang tiap ide yang membangun.
Kita ikut seta dalam program daur ulang dengan memastikan bahan sampa
apasaja disimpan di dalam area pembuangan yang telah tepat dan dirancang.
POLUSI
TANAH
Kebiasaan kerja kita dan pelaksanaan pengoperasian memiliki dampak yang
tinggi di dalam area kerja dan disekitar area tersebut.
Apakah kita memiliki kebiasaan kerja berikut ini:
·
memperbaiki kendaraan dan peralatan di lapangan dan menumpahkan oli dan
sampah ke tanah;
·
menyimpan atau menyalurkan oli dari drum di area yang tidak dibendung
dengan benar atau kurang ditangguli;
·
pembuangan saringan oli bekas dan lap yang telah terkontaminasi dengan
membuangnya kedalam tempat sampah atau di tanah;
·
pelumasan atau pembersihan kendaraan atau peralatan di dalam suatu area
tanpa tempat pengontrol aliran air bekas pencucian;
·
tempat sampah yang telah penuh sekali dan membiarkan materal tumpah ke
tanah;
·
pengoperasian peralatan dengan pengaman muatan yang kuranf atau muatan
tidak tertutup,
·
berkendaraan di jalan yang tidak untuk dilalui; atau
mebersihkan vegetasi dari area kerja tanpa ijin atau tanpa mempertimbangkan
rehabilitasi.
Akibat tidak mengembangkan kebiasaan lingkungan yang baik guna mengontrol
pencemaran tanah bisa meliputi:
·
air tanah tercemar;
·
perubahan tetap disekitar area seperti angina dan hujan mengikis area yang
bersih;
·
kehilangan material;
·
personel cidera; dan
·
biaya pelaksanaan meningkat.
POLUSI
AIR
Kita semua perlu melindungi sumber air alami, seperti sungai, anak sungai
dan cadangan air bawah tanah, dari pengasinan, erosi atau pencemaran.
Beberapa cara zat beracun, bebahaya atau pencemar dapat memasuki sumber
air, yaitu:
·
tumpahan dari area pencucian;
·
saluran dari beton yang basah;
·
washing out concrete or grout from mixers;
·
bocoran dari fasilitas penyimpanan oli;
·
kerusakan pada pipa oli bawah tanah;
·
tumpahan bahan baker dan zat kimia dari pengangkutan atau penyimpaan; dan
·
fasilitas pencucian portable yang tidak terhubungan dengan system pembuangan
yang terkontrol.
Selalu waspada terhadap kemungkinan adanya tumpahan dari pekerjaann yang
sedang Anda lakukan.
POLUSI
UDARA
Polusi udara dalam bentuk debu , gas, asap, uap atau kabut, akan terbang
dalam jarak tertentu oleh angin kuat.
Beberapa dampak polusi udara yang memungkinkan adalah:
·
masalah pernapasan jangka pendek dan panjang;
·
kontaminasi hasil panen yang dapat memasuki rantai makanan;
·
asap dan embun yang dapat menutupi sinar matahari; dan
·
uap dan gas asam tertentu yang dapat menyerang dan merusak bangunan.
Beberapa cara mencegah polusi udara, yaitu:
·
mentaati peraturan yang Anda harus ikuti ketika membakar sampah.
Bahan tertentu hanya boleh dibakar dibawah kondisi tertentu. Beberapa
pengoperasian mensyaratkan ijin untuk membakar sampah sementara lainnya perlu
membawa sampah mudah terbakar ke area pusat pembuangan di luar area
kerja.
·
Jika perlu membasahi jalanan dan dinding bekerja guan mengurangi kecelakaan
karena debu yang meningkat.
·
Peralatan produksi, seperti penghilang asap dan pengumpul debu, harus
dirawat dan performanya harus dimonitor
GETARAN
Ketika menggunakan peralatan bergetar dan peralatan beratm Anda bisa dengan
mudah menciderai diri Anda sendiri atau merusak lingkungan kerja.
Getaran dari peralatan berat dapat merusak bangunan dan struktur atau
menyebabkkan tanah alami longsor.
Anda harus selalu melakukan analisa bahaya sebelum bekerja mendekati
bangunan, struktur, tanah tidak stabil, mendekati sisi jurang atau dekat
overhanging earth formations.
Peraturan
dasar untuk melindungi lingkungan
Tiap lokasi dan tempat kerja memiliki peraturan dan prosedur khusus guna
mengendalikan dampak negative terhadap lingkungan.
Ada, bagaimananpun, beberapa peraturan sederhana yang, jika diberlakukan,
akan membantu mengurangi resiko pencemaran.
Beberapa peraturan dasar untuk melindungi lingkungan meliputi:
·
rencanakan pekerjaan Anda dan pikirkan akibat yang mungkin terjadi dari
tindakan Anda;
·
mengemudi hanya pada jalan yang telah dibuat;
·
pastikan area kerja anda tetap bersih, sampah pada tempatnya, letakkan
sampah logam di area yang telah dibuat dan gunakan kembali bahan jika
memungkinkan;
·
Gunakan penampung oli dan sara pembuangan yang disahkan ketikan melakuakn
perawatan di lapangan; dan
·
Jangan membakar sampah;
·
Jangan mengosongkan oli atau zat kimia di area
yang tidak terbendung atau ditampung; dan
·
Jangan membersihkan vegetasi tanpa permit yang
tetap.
Ingat, jika Anda merasa ragu akan apa yang harus Anda kerjakan, mohon
bertanya pada pengawas Anda atau petugas lingkungan.
MANFAAT
PENCEGAHAN POLUSI
Menyingkirkan pencemaran lingkungan memberikan sejumlah manfaat
Dengan mengikuti peraturan sederhana tersebut, kita bisa mendapat
keuntungan dari melindungi lingkungan dengan:
·
Mencegah cidera dan kerusakan kesehatan jangaka panjang;
·
Meningkatkan moral dan keikutsertaan;
·
Memperluas gambaran kita;
·
Mengurangi biaya operasional;
·
Mengurangi resiko kejahatan dan civil liability; dan
·
Melindungi kesehatan masyarakat dan lingkungan.
Dengan menyumbagkan dan ikut serta dalam mengolah dampak lingkungan, kita
semua membagi manfaatnya.
Daftar
Pustaka
http://nerissfuture.blogspot.co.id/2015/05/landasan-teori-perkembangan-penduduk.html
http://dikialnastain.blogspot.co.id/2014/05/v-behaviorurldefaultvmlo.html
http://veyliquid.blogspot.co.id/2009/11/pertumbuhan-penduduk-dan-penyakit-yang.html
http://xeroctxentral.blogspot.co.id/2011/12/pertumbuhan-penduduk-dan-kelaparan.html
http://hndr-acmilan.blogspot.co.id/2011/12/kemiskinan-dan-keterbelakangan.html
https://sitfamz.wordpress.com/2013/01/24/mutu-lingkungan-hidup-dengan-resiko/
http://www.artikellingkunganhidup.com/kesadaran-lingkungan.html
Komentar
Posting Komentar