Trafo Frekuensi Rendah, Menengah, dan Tinggi

Jenis Trafo Berdasarkan Kegunaan
Jika ditinjau dari kegunaannya, trafo dibagi menjadi 3 jenis utama yaitu Trafo Frekuensi Rendah, Trafo Frekuensi Menengah, dan Trafo Frekuensi Tinggi

Trafo Frekuensi Rendah
Trafo frekuensi rendah bekerja pada frekuensi audio (20Hz-20KHz) atau frekuensi diatasnya yang masih termasuk frekuensi rendah. Ciri khas trafo yang bekerja pada frekuensi rendah umumnya menggunakan inti besi yang lunak, khususnya pada range frekuensi audio. Contoh trafo frekuensi rendah yaitu Trafo Adaptor dan Trafo Output/Input.

Trafo Frekuensi Menengah
Karena termasuk trafo frekuensi menengah maka jenis trafo ini disebut dengan Trafo IF (Intermediate Frequncy), dan sesuai namanya trafo ini hanya bekerja pada frekuensi menengah. Umumnya trafo jenis ini digunakan untuk radio sebagai penerima frekuensi AM/FM. Di dalam trafo ini sudah terdapat lilitan baik primer maupun sekunder yang dirangkai dan di-paralel dengan kapasitor khusus guna keperluan frekuensi menengah untuk menciptakan rangkaian resonansi L-C.

Frekuensi pada trafo ini sudah ter-standarisasi frekuensi menengah yaitu 455KHz untuk keperluan Amplitudo Modulation (AM). Sedangkan untuk keprerluan Frequency Modulation(FM)  juga sudah terstandarisasi frekuensi menengah yaitu 10,7MHz.

Trafo Frekuensi Tinggi
Sesuai namanya trafo ini bekerja pada fekuensi tinggi. Trafo frekuensi tinggi banyak digunakan untuk kebutuhan pembangkitan frekuensi (osilator), Flyback (rangkaian televisi tabung), atau lilitan resonansi. Trafo frekuensi tinggi yang digunakan untuk osilator lebih populer dengan sebutan spul osilator. Sedangkan lilitan osilator yang sering digunakan biasanya osilator Hartley dan Coolpits.

Disamping itu pada frekuensi tinggi, trafo jenis ini juga sering digunakan untuk trafo resonansi. Trafo resonansi sendiri banyak digunakan untuk penyesuaian impedansi antara pemancar dan antena. Oleh karena itu trafo resonansi juga disebut dengan spul antena.

Komentar

Postingan Populer