Rangkuman Elektronika Telekomunikasi
Frekuensi Transisi Gain Unity
Frekuensi ini adalah dimana besarnya penguatan sama dengan
unity, atau sebesar 0dB.
Berikut persamaan besaran penguatannya
Frekuensi transisinya tidak bergantung kepadakarena nilainya akan
berbanding lurus. Maka relatif tetap bagi suatu tipe transistor yg diberikan
pada pengoprasian tertentu.
Tidak seperti frekuensi transisi, waktu transit ke depan,
relatif tidak tergantung pada kondisi pengoperasian. Untuk menentukan waktu tsb
dari persamaan frekuensi transisi, pertama-tama carilah kapasitansi diffusinya
dengan rumus
Amplifier Common-Emitter (CE)
Amplifier CE adalah kapasitor pemblokir dc dengan reaktansi
yang dapat diabaikan pada frekuensi tinggi. Input amplifier common-emitter
berasal dari basis-emitter sedangkan output melewati kolektor ke emitter.
Dari gambar diatas,dapat dilihat Amplifier CE, memiliki
rangkaian output dan input yang tertala (a). Rangkaian ekivalen Amplifier CE
ditunjukkan pada gambar (b) menggunakan ekivalen hybrid-phi dimanatelah dianggap dapat
diabaikan. Resistansi output transistor dan resistansi bebannya berada dalam
keadaan parallel dengan rangkaian tertala output.
Dalam gambar (c) komponen pada sisi outputnya dapat
dikelompokkan dalam satu bentuk admittans sebagai
danyang parallel dengan
rangkaian tertala input, dan Y2 adalah admittans output sebagaimana
didefinisikan terdahulu, umpan balik admitans-nya adalahpersamaan arus untuk
simpul outputnya adalah
Dari ini gain voltagenya adalah
Efek redam resistans output dan resistans beban transistor
diperhitungkan dalam penghitungan resistans dinamis efektiffaktor Q efektif
rangkaian output adalah
Jadi gain dapat ditulis sebagai
Patut diperhatikan bahwa penguat tegangan mengacu pada
terminal input, dan maka input admittans-nya tidak mempengaruhinya.
Sedangkan persamaan simpul inputnya adalah
Oleh karena itu,
Dari contoh diatas, dapat dilihat bahwa pengaruh kapasitans
0,6pF itu berubah menjadi kapasitans input Miller 47pF, dan ini merupakan
tambahan bagi kapasitansyang sudah ada.
Dalam banyak situasi sumber sinyal input itu
direpresentasikan oleh generator tengangan ekivalen, dan penguatan tegangan
yang mengacu kepada sumber emf penting untuk diperhatikan, sehubungan dengan
sumber generator arus ekivalen, emf adalahatauoleh sebab itu, dari
persamaan simpul masukan,
Penguatan mengacu kepada sumber emf maka
Amplifier Common-base
Efek kapasitor umpan balikdapat di nul-kan sama
sekali dengan menghubungkan transistor dalam konfigurasi common-base. Rangkaian
ekivalen sinyal kecil ditunjukkan dalam gambar diatas.tampak parallel dengan
kapasitans outputdan Karena itu tidak
menyumbang kepada kapasitans input. kapasitansi inputnya adalahResistansi output CE
dan dapat ditunjukkan diberikan olehKarena nilainya yang
sangat tinggi, resistans output dapat diabaikan untuk mempermudah. Rangkaian
ekivalen yang disederhanakan ditunjukan pada gambar(b).
suatu rangkaian amplifier CB dapat ditunjukkan pada gambar
(a) dibawah ini
Akan terlihat bahwa pada resonansi tidak ada penggeseran
fase dengan amplifier CB, yang kontras dengan amplifier CE yang menggeser fase
180o. besarnya gain itu adalah kurang lebih sama bagi kedua
konfigurasi.
Penguatan daya tahap CB yang tersedia lebih rendah dari
tahap untuk CE, membatasi kegunaannya sebagai amplifier ujung depan.
Penguatan daya yang tersedia
Penguatan daya tinggi yang tersedia, diperlukan untuk
mempertahankan faktor noise rendah dengan amplifier cascade. Perkiraan mengenai
penguatan daya amplifier CB dan CE tersedia dapat dibuat sbb.
Dibawah ini diperuntukan untuk rangkaian amplifier dasar.
Daya tersedia dari sumber adalah
Daya tersedia pada keluaran
Penguatan daya tersedia
Untuk penguatan daya tersedia, Amplifier CE lebih besar dari
pada amplifier CB. Maka dari itu amplifier CE lebih disukai untuk tahap masukan
pesawat penerima low-noise.sebab pokok dari penguatan pada amplifier CB rendah
adalah Karena rendahnya resistansi input.
Amplifier Cascode
Amplifier common-emitter dan common-base dapat
dikombinasikan untuk membentuk sebuah amplifier yang mempunyai penguatan daya
tinggi dan stabil. Kombinasi ini dikenal sebagai amplifier cascode
Gambar diatas merupakan sebuah amplifier dasar, dimana
komponen biasnya dibuang untuk penyederhanaan. Kedua transistor itu membawa
arus kolektor yang sama dan Karena itu akan mempunyai transkonduktansi yang
sama pula.
Secara keseluruhan amplifier code itu memiliki ciri-ciri
kinerja yang serupa dengan amplifier CE tetapi dengan kestabilan dan penguatan
tegangan tersedia yang tinggi.
Rangkaian Ekivalen Hybrida-Ï€ untuk FET
FET lebih sederhana dari BJT (bipolar junction transistor)
dalam banyak hal Karena sangat tingginya impedansi input yang diberikan oleh
gerbang control.
Gambar diatas adalah rangkaian ekivalen hybridnya. Disini,
eksternal terminal diberi label G untuk gerbang, S untuk sumber, dan D untuk
drain.
Gambar (a) menunjukkan amplifier CS sederhana, rangkaian
ekivalennya ditunjukkan dalam gambar (b) dimana akan terlihat bahwa kapasitansi
penala input adalah.kapasitansi outputnya
adalahlalu rangkaiannya dapat lebih jauh dikurangi lagi sampai seperti gambar
(c)
Rangkaian Pencampur (Mixer)
Mixer digunakan untuk mengubah sinyal dari suatu frekuensi
ke frekuensi lain. Istilah mixer pada umumnya dicadangkan untuk rangkaian yang
mengubah sinyal frekuensi radio ke suatu nilai intermediate frequency dan yang
memerlukan masukan dari sebuah osilator local untuk melakukannya.
Beberapa tipe mixer tersedia dalam bentuk unit paket, dengan
masukan ports yang berlabel RF, LO dan output port berlabel IF.dalam aplikasi
penerima tertentu rangkaian osilatornya merupakan bagian tak terpisahkan dari
rangkaian mixer, dan hanya masukan RF dan Output IF sajalah yang siap untuk
dikenali.
Sinyal osilatornya direpresentasikan oleh
Dan sinyal RF-nya oleh
\
Perkalian kedua sinyal itu memberikan
Suku yang mengandung frekuensiadalah yang biasa
dipilih dengan penyaringan, sebagai sinyal menengah/ intermediate frequency.
Akan terlihat bahwa tidak satupun dari kedua frekuensi masukan itu muncul dalam
keluaran, yang ada hanya frekuensi penjumlahan dan pengurangan saja.
Penguat Linier, Penguat Kelas C dan frekuensi pengganda
Terdapat 2 tipe dasar penguat amplifier yang digunakan pada
transmitter,yaitu linier dan kelas C. penguat linier menghasilkan keluaran
sinyal yang identik dengan input tiruan yang sudah diperbesar. Output dari
linier dan kelas C akan langsung proporsional dengan inputnya. Maka dari itu,
penguat linier dan kelas C akan memproduksi kembali input tetapi dengan tingkat
kekuatan yang lebih tinggi. Semua penguat audio adalah linier. Penguat linier
RF biasa digunakan untuk meningkatkan tingkat kekuatan dari sinyal amplitudo RF
yang bervariasi seperti AM dengan tingkat rendah atau sinyal SSB.
Amplifier linier mengoperasikan kelas A,AB, atau B.
kelas-kelas amplifier ini menunjukkan bagaimana akan terbias. Amplifier kelas A
terbias secara terus menerus. Karena biasnya sudah ditentukan maka inputnya
akan lebih memvariasikan arus kolekturnya daripada daerah linear dari
karakteristik transistornya
Amplifier kelas B terbias pada daerah cutoff jadi tidak akan
ada input kosong pada arus kolektor yang mengalir. Transistornya hanya bekerja
pada satu setengah gelombang sinus input. Yang artinya hanya ada satu setengah
gelombang sinus input yang dikuatkan. Biasanya, 2 penguat kelas B terhubung
satu sama lain di pengaturan Push-pull agar input push-pullnya akan bergantian
nilai penguatannya secara positif dan negatif secara simultan
Amplifier kelas AB terbias disekitar daerah cutoff dengan
beberapa arus kolektor yang mengalir. Amplifier kelas AB sering dipakai pada
penguat push-pull dan memiliki tingkat linearitas yang lebih bagus daripada
kelas B tetapi kurang efisien.
Amplifier kelas A, Linier akan tetapi tidak terlalu efisien.
Maka dari itu, kelas A merupakan amplifier penguat yang rendah. Kelas A
kebanyakan digunakan untuk penguat dengan power yang rendah atau penguat
tegangan sinyal rendah.
Penguat Kelas B dan Kelas C lebih efisien karena arus yang
mengalir hanya sebagian dari sinyal inputnya. kelas C menjadi yang paling
efisien dari kelas-kelas lain.
Kebanyakan transistor penguat RF memiliki ratusan watt di
batas penguat atas. Untuk menghasilkan lebih penguat, 2 atau lebih perangkat
bisa dihubung paralel. Gambar dibawah menunjukkan bahwa penguat linear kelas B,
menggunakan push-pull.
Gambar diatas adalah sebuah sirkuit broadband yang belum
diatur. Sirkuit ini akan menguatkan sinyal lebih dari jangkauan frekuensinya.
Sinyal SSB atau AM berpenguatan rendah akan dihasilkan pada frekuensi yang
diinginkan, dan di aplikasikan ke amplifier penguat sebelum di kirim ke antena.
Dengan sirkuit push-pull, memungkinkan untuk menaikkan tingkat penguat ke lebih
dari ratusan watt.
Gambar diatas menunjukkan penguat RF push-pull lain.
Menggunakan MOSFET penguat dan dapat menghasilkan keluaran lebih dari 1
kilowatt dan jangkauan lebih dari 10-90 MHz. penguat diatas memiliki 12dB gain
power. Input penguat berjalan RF harus memiliki 63W untuk menghasilkan output
1kW penuh. Transformer toroidal digunakan pada input dan output untuk
mencocokkan impedansi
Semua penguat kelas C memiliki beberapa bentuk sirkuit yang
sudah disesuaikan, untuk membentuk gelombang output ac sinus. Sirkuit paralel
yang sudah di sesuaikan akan berdering atau berosilasi di frekuensi resonannya
ketika mendapat sebuah pulsa dc. Kapasitor akan diisi oleh pulsa dan nanti akan
dikeluarkan di induktor. Medan magnet yang berada di inductor akan bertambah
dan akan jatuh menyebabkan tegangan yang akan diinduksikan. Tegangan yang
terinduksi lalu akan mengisi kembali kapasitor dengan arah yang berbeda.
Pertukaran energi antara induktor dan kapasitor ini disebut flywheel effect dan
menghasilkan gelombang sinus yang teredam di frekuensi resonan. Jika sirkuit
resonansi menerima arus pulsa setiap setengah siklus, tegangan disekitar
sirkuit akan menjadi gelombang amplitudo sinus yang konstan. Meski begitu, arus
mengalir ke transistor dalam pulsa-pulsa pendek, output amplifier kelas C akan
menjadi gelombang sinus yang berlanjut.
Tujuan dari sirkuit yang diatur adalah untuk menjadi filter
selektif yang akan menghilangkan tingginya pesanan harmonis. Jika Q dari
sirkuit telah cukup tinggi, harmonis tadi akan ditekan ke angka cukup. Q
sirkuit tuned di amplifier kelas C harus di gunakan supaya dapat mengatur
atenuasi yang cukup dari harmonis dan juga mencukupi bandwidth agar dapat
melewati pita samping (sideband) yang telah diproduksi di proses modulasi.jika
Q nya terlalu tinggi, maka bandwidthnya akan sangat sempit dan beberapa
sideband berfrekuensi tinggi akan tereliminasi. Ini akan mengakibatkan distorsi
frekuensi yang disebut sideband clipping.
Kelas C memiliki efisiensi yang tinggi adalah salah satu
alasan utama kenapa amplifier kelas C lebih diutamakan dibanding dengan kelas
lain untuk penguatan power RF. Karena arus mengalir di kurang dari 180o siklus
input ac,rataan arus di transistor cukup rendah yang berarti penguatan disipasi
pada perangkatnya rendah.
Pengganda frekuensi merupakan bentuk spesial dari penguat
kelas C. segala jenis penguat kelas C mampu untuk melakukan penggandaan
frekuensi jika sirkuit tertune di kolektor berresonansi di frekuensi input.
Jaringan penyesuaian Impedansi
Salah satu bagian yang terpenting dari transmiter adalah
jaringan penyesuaian yang terhubung dari satu tahap ke tahap lain. Biasanya
kerja transmitter, osilator menghasilkan dasar sinyal pembawa yang nanti akan
di kuatkan dalam beberapa tahapan sebelum mencapai antena. Apabila ide dari
awal untuk meningkatkan kekuatan sinyal, sirkuit kopling interstage harus
memastikan ke efisienan kekuatan transfer dari satu tahap ke tahap selanjutnya.
Sirkuit ini juga digunakan untuk menghubungkan satu tahap ke
tahap lain yang dikenal sebagai Impedance-Matching Networks.
Sirkuit Khas Receiver
bagian yang paling vital dari sebuah komunikasi receiver ada
pada diawal. Di awal biasanya terdiri dari RF amplifier, Mixer, dan sirkuit
tuned yang berkaitan. Ini merupakan bagian dari receiver yang memproses sinyal
input paling lemah. Pemakaian Komponen rendah noise merupakan kewajiban yang
dapat memastikan tercukupinya tingginya rasio S/N.
di banyak receiver komunikasi, sebuah RF Amplifier tidak
terpakai. ini sebagian benar diperuntukkan receiver yang didesain untuk
frekuensi lebih rendah dari 30MHz. penguatan ekstra tidak terlalu penting, dan
itu hanya menimbulkan lebih banyak noise. Maka dari itu, RF amplifier biasanya
dihilangkan dan antena terhubung langsung dengan input mixer ke satu atau lebih
sirkuit tuned.
Frekuensi yang terpakai di receiver diatas sekitar 100MHz,
bagaimanapun biasanya digunakan RF amplifier pada receivernya. Dan RF amplifier
ditemukan di beberapa sistem komunikasi frekuensi rendah juga. Tujuan utama
dari amplifier ini adalah untuk meningkatkan amplitudo sinyal rendah guna
tahapan penggabungan.
Bagian penting lainnya dari superheterodyne receiver ialah
IF Amplifier. Disini dimana kebanyakan penguat dan selektifitas ditemukan.
Pemilihan dari IF sangat penting untuk mendesign sebuah receiver. Ini sebuah
kompromi antara bagusnya selektifitas dan stabilitas, yang mana dapat ditemukan
di frekuensi rendah, dan penolakan gambar baik, dimana dapat ditemukan di
frekuensi tinggi
Seperti RF amplifier, IF amplifier mengatur amplifier kelas
A demi tercapainya penguatan dari 10-30 dB jauhnya. Biasanya 2 atau lebih
IF amplifier digunakan untuk mengatur keseluruhan penguatan receiver yang
memadai.
Trafo inti ferit dipakai untuk coupling antar tahap.
Kebanyakan IF amplifier memakai transistor bipolar,meskipun FET digunakan untuk
beberapa rancangan. Di kebanyakan rancangan baru, IC amplifier diferensiasi
biasa digunakan untuk pengimplementasian IF amplifier.
Jika bandwidth IF terlalu sempit, akan mengakibatkan
sideband cutting. Yang berarti semakin besarnya memodulasi frekuensi akan
sangat mengurangi amplitudo, dengan demikian itu akan menggangu sinyal yang
diterima.
Menaikkan jumlah coupling lebih jauh akan mengakibatkan
sebuah efek yang dikenal sebagai overcoupling. Overcoupling menghasilkan output
dua puncak response dengan bandwidth yang lebar. Dengan mengatur jumlah coupling
antara gulungan pada transformer coupling IF, jumlah bandwidth yang diinginkan.
Pada receiver FM, satu atau lebih IF amplifier dipakai
sebagai limiter. Limiter yang akan menghapus segala variasi amplitudo pada
sinyal FM yang akan diaplikasikan ke demodulator.
Ketika sinyal negatif yang sangat besar berjalan dan
diaplikasikan ke basis, transistor bisa di dorong ke daerah cutoff. Arus
collector jatuh ke nol, dan tegangan yang terlihat di kolektor merupakan
tegangan penyuplai.dari gambar diatas ditunjukkan arus dan tegangan kolektor
berada pada titik ekstrim.
Penguatan dari amplifier transistor bipolar akan
proporsional dengan jumlah arus kolektor yang mengalir. Menaikkan arus kolektor
dari yang paling rendah akan mengakibatkan penguatan agar naik secara
proporsional.
Gambar dibawah ini penguat bisa disesuaikan dengan 2
langkah. Pertama, gain dapat di kurangi dengan cara mengurangi arus pada
kolektor. Sebuah sirkuit AGC yang dapat mengurangi arus mengalir dalam
amplifier dengan tujuan untuk mengurangi gain disebut dengan reverse AGC.
Kedua, gain dari IF amplifier dapat juga di kurangi dengan menaikkan arus
kolektor. Sejalan dengan sinyal yang semakin kuat, tegangan AGC bertambah,yang
mana akan menambahkan juga arus basisnya.
AGC lebih umum di dalam komunikasi receiver. Namun, AGC
forward lebih dipakai di TV dan membutuhkan transistor spesial guna operasi
yang optimum.
Automatic frequency control (AFC) merupakan sirkuit
feedback-control yang hampir sama dengan AGC namun AFC dipakai pada receiver
berfrekuensi tinggi. Tujuan dari AFC ialah untuk menjaga LO pada frekuensi. LO
didalam receiver superheterodyne harus dapat di atur agar setiap frekunsi
stasiun bisa dipilih.
Didalam AFC, beberapa sinyal dari keluaran demodulator
difilter menjadi sebuah tegangan dc dan terpakai untuk mengontrol sebuah
varaktor, dengan maksud untuk mengontrol frekuensi LO.
Kebanyakan radio FM dan TV terdapat AFC didalamnya. Kita
mungkin memperhatikan bahwa kebanyakan receiver FM biasanya menyediakan sebuah
switch yang dapat digunakan untuk meng on dan off kan AFC. Ini memungkinkan
kita untuk menyetel sinyal tepat pada frekuensinya.sirkuit AFC memperbaiki
untuk setiap penyetelan eror.
Gambar dibawah ini memperlihatkan konsep dasar dari squelch.
Kehadiran sinyal dari input terdeteksi dengan mengamati garis tegangan AGC.
Tegangan AGC di kuatkan oleh penguat dc dan diterapkan ke basis transistor Q1. Sirkuit
ini, pada gilirannya, mendorong switch output Q2. Switch terhubung dengan
kolektor dari satu tahap input amplifier audio.
Tanpa sinyal input, tegangan AGC akan berada pada tingkat
terendahnya hingga mendekati 0. Output amplifier dc juga akan rendah dan Q1
Tidak akan mengalirkan. Sebagai hasilnya, Q2 menyala oleh arus basis melewati
R1.
Kebanyakan sirkuit squelch sudah termasuk tingkat kontrol
yang mengizinkan ambang sirkuit untuk disesuaikan kepada sinyal yang cukup
lemah dan melewati hanya sinyal kuat untuk mengaktifkan suara.
Komentar
Posting Komentar